Minggu, 10 September 2017

Untuk mengurangi polusi mesin diesel modern butuh solar dan oli mesin lebih bagus tapi efeknya bakalan memperparah fuel dilution

Mesin diesel itu polusinya lebih besar. Nggak cuma dari hasil pembakaran saja, tapi dari perawatannya juga.

Sebenarnya polusi dari mesin diesel itu sudah sangat jauh berkurang. Berdasarkan slide show dari Chevron, dikatakan di setelah 20 tahun, polusi asap bisa berkurang hingga tinggal 2% dari aslinya:
Clean diesel and after treatment



Pengurangan polusi itu membutuhkan tidak hanya perkembangan teknologi dari sisi mesin saja, tapi
juga dari perkembangan teknologi dari sisi oli mesin dan bahan bakar (solar) juga.

Yang paling terlihat itu dari sisi oli mesin, berikut perkembangannya:

Yang berikut dari sisi solarnya:

Untuk soal oli mesin diesel, pertamina fastron diesel lulus API CH dan kualitas setara CI, kira kira sama dengan tahun 1998 di grafik diatas:
FASTRON DIESEL SAE 15W-40
PERFORMANCE LEVEL FASTRON DIESEL SAE 15W-40 lubricant fulfill the API CI-4 quality level and also meets quality level of API CH-4/CG-4/CF-4/CF/SL, ACEA A2-96, E2-96, B3- 98, MB 228.3, previous MB 229.1, MAN 3275/271, Volvo VDS-3, MACK EO-M Plus, Cummins 20076/77/78, Japanese Engine TD 25, 4W34T4, and CAT ECF-2.

Yang solar lebih parah, masih belum mencapai standar 1993 di grafik diatas. Yang lebih banyak tersedia juga yang bio solar:


Di grafik diatas disebutkan bahwa kandungan sulfur yang rendah penting agar bisa kompatibel dengan Diesel Particulate Filter atau disingkat DPF. Ini artinya mobil diesel yang sudah pakai DPF tidak boleh pakai bahan bakar dexlite apalagi bio solar. Harus Pertamina Dex atau yang setara.

DPF ini fungsinya sangat penting untuk mengurangi polusi, dan menjadi salah satu bagian dari sistem pengurangan polusi di mesin diesel. Berikut contohnya di mobil VW


DPF berfungsi terutama untuk menyaring partikel / asap yang dihasilkan oleh pembakaran.


Karena DPF ini menyaring partikel, lama lama akan tersumbat.

Yang bisa membuat adalah partikel. Partikel dari solar sumbernya adalah sulfurnya, dari oli mesin sumbernya adalah dari aditif.

Untuk mengurangi penumpukan partikel ini diperkenalkan proses regeneration. Regeneration ini akan menyebabkan tumpukan partikel di filter jadi berkurang. Caranya adalah dengan memanaskan knalpot sehingga partikel akan teroksidasi dan mudah terlepas.

Salah satu cara regeneration adalah dengan cara late post injection. Artinya bahan bakar disemprotkan sesudah proses pembakaran normal

Sayangnya, semprotan bahan bakar pada saat late post injection ini berpotensi menyebabkan fuel dilution, bahan bakar jadi masuk ke ruang oli mesin dan tercampur oli mesin.

Fuel dilution akan menyebabkan oli jadi encer sehingga film strength jadi berkurang. Selain itu, bila bahan bakarnya mengandung FAME, seperti halnya pertamina bio solar, maka oli mesin bakal jadi lebih cepat rusak, karena FAME nya juga cepat rusak:
Bio solar itu bisa merusak mesin karena kandungan bio nya cepat terurai dan merusak oli mesin

Mobil pakai bio solar harus ganti oli jauh lebih sering jangan long drain interval

Selain lebih cepat rusak, FAME juga lebih susah menguap, sehingga saat oli habis menguap, FAME di ruang oli mesin masih tetap ada.

Bahan FAME ternyata juga menyebabkan fuel dilution terjadi lebih parah karena partikelnya lebih besar:



Ini sebabnya mengapa kendaraan yang pakai bio solar buatan pertamina harus ganti oli lebih sering. Bio solar juga sangat tidak cocok untuk kendaraan yang menggunakan sistem diesel particulate filter regeneration.

Sayangnya dengan kelemahan seperti itu keberadaan pengurang polusi justru menyebabkan efisiensi berkurang. Berikut informasi untuk DPF:

Yang EGR mengurangi panas mesin juga:

Upaya mengurangi polusi dengan menggunakan teknologi direct injection juga malah meningkatkan fuel dilution dan juga membuat oli makin cepat teroksidasi sehingga jadi lebih kental dan lebih banyak sludgenya.
Turbocharged Direct injection Is Engine Oil’s Next Big Hurdle

It is predicted that 50 percent of new passenger cars sold by 2020 will be equipped with GDI or TGDI engine technology. These engines feature increased power density, squeezing more performance out of a smaller package. However, they have the adverse effect of running hotter and harder than conventional engines, placing the oil under more stress. The higher temperatures, often combined with higher fuel dilution, can lead to oxidation, oil thickening, deposits and sludge.




Intinya adalah pengurangan polusi di mesin diesel itu dilakukan dengan pengorbanan. Tidak cuma membuat mesin berkurang tenaganya atau berkurang iritnya, tapi juga membuat mesin lebih tidak awet. Oli mesin harus ganti paling tidak dua kali lebih sering, bahan bakar harus pakai yang mahal kalau tidak mau mesin dieselnya rusak.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar