Kamis, 06 Juli 2017

Membandingkan Ayla lama vs Innova Diesel Turbo baru bikin kaget karena 5 seater murah bisa lebih nyaman dari 7 seater mewah

Penulis akhirnya punya juga kesempatan untuk bisa merasakan naik mobil Innova diesel turbo. Tapi hasilnya bikin kaget. karena berbeda dari apa yang dulu pernah diomongkan orang.

Mobil yang penulis tumpangi adalah Toyota Innova Tipe G Diesel versi matik.

Sementara yang penulis pakai adalah Daihatsu Ayla tipe M (manual) generasi 1:

Dari sisi suspensi Toyota Innova dilengkapi dengan stabilizer di depan dan lateral rod dibelakang. Ayla tipe M tidak ada stabilizernya. Tipe X generasi 1 sudah pakai stabilizer di bagian depan saja. Baru di generasi 2 pakai stabilizer depan belakang.



Pertama kali naik innova, penulis kaget banget karena suspensi terasa keras. Jalan yang dilewati ada polisi tidur, jalan tambal tambal, jalan batu, paving, dan jalan berlubang. Bayangan penulis rasanya seperti naik mobil sport. Mobil bereaksi dengan cepat terhadap kondisi jalan, alias penumpang jadi lebih terguncang. Padahal saat itu diisi 3 orang. Di polisi tidur harus jalan sangat lambat, bila terlalu cepat mobil mental keatas. Kalau jalan bergelombang penumpang terasa digoyang lumayan kencang. Apalagi saat kiri dan kanan jalan tidak sama tingginya, goncangan kiri kanan sangat terasa. Nggak akan bisa tidur.

Ini berbeda dengan apa yang penulis rasakan waktu naik Ayla. Naik Ayla di jalan tidak rata atau polisi tidur reaksinya tidak seekstrem itu. Bila jalan yang kiri rata, maka mobil bisa jalan tenang walau sisi kanan bergelombang. Goyangan kiri kanan itu jarang terjadi. Lebih banyak goyangan ke atas bawah. Itupun dengan gerakan ke atas ke bawah lebih pelan daripada yang terjadi di Innova. Polisi tidur pun bisa dilewati di kecepatan 40 km/jam tanpa membuat mengguncang penumpang.

Dalam kondisi jalan yang sama, jalan bergelombang, jalan tambalan, polisi tidur ataupun jalan berbatu, penulis merasa Ayla lebih nyaman. Saat dulu penulis sharing apa yang penulis rasakan di Ayla banyak yang menertawakan. Dibilang bahwa innova jauh lebih nyaman.

Yang penulis rasakan ternyata berbeda dari yang di klaim mereka.

Penulis akui bahwa jok Innova jauh lebih empuk daripada jok Ayla, seperti langit dan bumi beda empuknya. Tapi empuknya jok tidak mengurangi guncangan yang dirasakan penumpang akibat jalan tidak rata. Apalagi yang goyangan ke kiri ke kanan, goyangan masih sangat terasa.

Empuknya jok juga tidak mengurangi getaran dari mesin. Getaran mesin terasa mengganggu. Penulis coba tidur terasa terganggu oleh getaran, di kepala masih terasa. Digabung dengan gerakan kiri kanan, tidur sambil duduk bakal rasanya bakal susah.

Getaran mesin diesel turbo di Innova terasa tidak lebih baik dari getaran mesin 3 silinder di Ayla. Padahal selama di Ayla penulis tidak banyak merasakan getaran mesin walau jok lebih keras. Bahkan anak anak pun sering bisa tidur selama perjalanan:

Kalau kenyamanan itu diukur dari fasilitasnya, maka fitur dari Innova jauh lebih unggul daripada Ayla. Seperti misalnya fitur multimedia, kamera mundur, video player, dst. Dari sisi tenaga tidak tahu, karena saat itu pakai eco mode. Rpm hebat banget bisa maksimal 2000, itu pasti irit. Kalau di Ayla penulis biasa pakai antara 2000 hingga 4000 di jalan umum. Karena di Innova dibatasi cuma 2000 dan juga transmisi matik, maka dari sisi tarikan terasa biasa biasa saja. Cuma getaran itu yang terasa nggak enaknya.



Rasanya ada banyak faktor yang membuat Innova jadi terasa lebih keras daripada Ayla. Innova itu mobil tinggi, dengan suspensi ladder frame. Center of gravitynya jadi tinggi. Untuk mengurangi resiko terguling maka suspensi harus dibuat keras. Per pakai yang keras, shock breaker pakai yang keras, stabilizer juga pakai yang keras.

Suspensi juga harus bisa tidak mentok saat diisi penuh 7 penumpang, sehingga suspensi tidak bisa dibuat empuk. Sementara itu Ayla cuma perlu sampai 5 penumpang saja. Dengan mesin bertenaga besar, Innova pun sepertinya ditujukan untuk konsumen yang sering jalan kencang, yang lebih butuh kestabilan di kecepatan tinggi.

Suspensi yang keras membuat Innova bakal lebih stabil bila dipakai di kecepatan tinggi. Bakal enak dipakai tol, bisa nggak banyak goyang saat dipakai slalom di kecepatan tinggi. Namun sebagai efeknya, reaksi ke jalan tidak rata juga jadi meningkat. Nggak cocok untuk dipakai di jalan berbatu atau tidak rata.

Ini berbeda dengan di Ayla. Banyak yang bilang bahwa mobil jadi limbung bila di pakai di tol. Ayla nggak cocok untuk dipakai manuver ekstrem kecepatan tinggi. Tapi kalau di jalan tidak rata akan jauh lebih nyaman. Tidak adanya stabilizer membuat mobil jadi lebih independen suspensinya. Sehingga saat melewati jalan tidak rata akan jauh lebih nyaman. Ditambah lagi stabilizer yang sepertinya bisa mendukung kemampuan untuk melewati polisi tidur dengan kencang (high speed bump terpisah), membuat ayla jadi nyaman saat pelan dan saat cepat.

Keberadaan stabilizer juga membuat cara agar bisa nyaman melewati jalan tidak rata jadi berbeda. Bila di Ayla, yang tanpa stabilizer, melewati jalan tidak rata akan lebih nyaman bila dibuat kiri kanan tidak sama tingginya. Misal lewat tambalan jalan, maka cuma ban kanan saja yang dibuat kena. Bila lewat polisi tidur, lebih enak lewat agak miring.

Sementara itu di Innova, di tambalan jalan lebih nyaman bila ban kiri kanan sama sama kena tambalan jalan, karena kalau cuma sebelah, goncangan kiri kanan bakal sangat terasa. Lewat polisi tidur juga begitu, ban kiri kanan harus pas sama sama melewati, untuk mencegah goyangan kiri kanan. Ini juga karena stabilizer itu ibaratnya seperti suspensi tanpa shock breaker. Cuma ada per saja tanpa ada remnya. Kalau sudah goyang maka berhentinya agak lama.


Kenyamanan yang bisa dirasakan di Ayla gen 1 tipe M ini rasanya tidak akan bisa dirasakan di Ayla generasi baru karena di Ayla baru suspensi sudah dilengkapi dengan stabilizer kiri dan kanan. Sepertinya penambahan stabilizer ini karena banyak yang mengeluh mobil terasa limbung. Dengan adanya stabilizer maka kenyamanan mobil di jalan tidak rata akan jadi berkurang. Mobil akan banyak mengalami goyangan kiri kanan. Namun tentu di jalan tol mobil jadi lebih stabil dan stabil.

Untuk penulis, mobil Ayla tanpa stabilizer terasa stabil. Bila tidak melakukan perubahan kemudi dengan ekstrem maka Ayla tetap terasa anteng walau jalan di 120km/jam. Karena penulis lebih fokus ke kenyamanan, penulis bersyukur mobil penulis tidak dilengkapi stabilizer dan dilengkapi suspensi yang empuk.

Penulis tidak tahu apakah Ayla lain juga sama rasanya seperti mobil penulis. Penulis pakai modif pro capacitor dan cemenite. Keduanya untuk membuat mobil terasa lebih bertenaga dan irit. Sebagai efek tambahan rem terasa lebih pakem, mesin lebih halus dan suspensi terasa lebih empuk.

2 komentar :

  1. kalah kenceng tapi menang nyaman dong?
    https://ngamenrider.wordpress.com/2017/07/09/velg-bajaj-dominar-400-pecah/

    BalasHapus
    Balasan
    1. tergantung drivernya. Kalau matik innova pakai eco mode dan nggak pakai kickdown rasanya bakalan menang ayla untuk akselerasinya.

      Hapus